Bagaimana cara peneliti mengukur berbagai variabel? Skala pengukuran adalah jawabannya! Sebab, dengan menggunakan skala pengukuran, peneliti jadi bisa menghitung dan mengelompokkan variabel berdasarkan karakternya.
Skala pengukuran dapat menentukan metode statistik yang akan digunakan. Tiap skala pun bisa digunakan untuk mengukur jenis variabel yang berbeda.
Di artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang berbagai jenis skala pengukuran serta contoh-contohnya. Yuk simak selengkapnya!
Apa itu Skala Pengukuran?
Skala pengukuran adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel berdasarkan propertinya. Setiap jenis skala bisa digunakan untuk mengukur jenis variabel yang berbeda pula.

Contohnya, skala nominal bisa digunakan untuk data yang hanya bisa dikategorikan, sedangkan skala rasio bisa digunakan untuk data yang bisa dikategorikan dan diberi peringkat.
Itulah kenapa memahami perbedaan dari tiap jenis skala pengukuran itu penting.
Ada empat skala pengukuran yang kerap digunakan oleh para peneliti, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Keempat skala ini dikembangkan oleh seorang psikolog ternama, Stanley Stevens.
Pasti kamu ingin tahu penjelasan lengkap dari keempat jenis skala pengukuran tersebut, kan? Mari kita bahas di bagian selanjutnya!
Jenis-Jenis Skala Pengukuran
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang keempat jenis skala pengukuran:
1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling dasar. Skala ini dapat digunakan untuk mengkategorikan objek tertentu tanpa perlu melibatkan angka sama sekali.
Contoh paling sederhananya adalah gender. Karena peneliti hanya dapat membaginya ke dua kategori, yaitu laki-laki atau perempuan. Contoh lainnya adalah status pernikahan, di sini kategorinya bisa dibagi menjadi single, menikah, atau cerai.
2. Skala Ordinal
Sama seperti skala nominal, skala ordinal juga dapat digunakan untuk mengkategorikan data tertentu. Bedanya, jenis skala ini bisa menambahkan elemen peringkat ke dalamnya.
Biasanya, datanya akan disusun berdasarkan urutan tertentu. Urutan ini dibuat berdasarkan peringkat. Tapi, peringkatnya tak bisa diukur secara numerik.
Salah satu contoh skala ordinal adalah skala likert (Sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju) atau tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, dan kuliah)
3. Skala Interval
Skala interval dapat digunakan untuk mengukur data yang memiliki kategori, peringkat, dan interval yang sama. Selain itu, karakteristik lain dari skala interval adalah tidak adanya titik nol yang mutlak.
Dalam skala interval, nol bersifat relatif dan kerap dipilih sebagai titik awal pengukuran. Misalnya, pada skala interval Celsius, nol tidak mewakili ketiadaan suhu, tetapi hanya titik referensi yang ditetapkan pada titik beku air.
Beberapa contoh data yang dapat diukur dengan menggunakan skala interval adalah skala temperatur dan juga waktu.
4. Skala Rasio
Skala rasio adalah jenis skala pengukuran yang karakteristiknya hampir sama persis dengan skala interval. Bedanya, skala rasio memiliki titik nol yang mutlak.
Nol mutlak pada skala rasio memiliki arti bahwa jika nilai data adalah nol, itu benar-benar menunjukkan tidak adanya atribut yang diukur. Sebagai contoh, jika kita mengukur panjang benda dalam skala rasio, nol mutlak artinya tidak ada panjang sama sekali.
Beberapa contoh skala rasio di antaranya adalah berat badan, tinggi badan, dan kecepatan.
Baca juga: Apa itu Data Analytics?
Contoh Skala Pengukuran serta Penjelasannya
Di atas kamu sudah melihat definisi dari seluruh jenis skala pengukuran serta contoh singkatnya. Tapi, kamu pasti ingin tahu lebih banyak contohnya, kan?
Mari kita cek satu persatu!
1. Contoh Skala Nominal
Berikut adalah beberapa contoh skala nominal yang paling umum:
- Jenis Kelamin – Contohnya seperti “Laki-laki” dan “Perempuan”
- Status Pekerjaan – Contohnya seperti “Pekerja penuh waktu”, “Pekerja paruh waktu”, “Pengangguran”, dan “Pensiunan”
- Agama – Contohnya seperti “Islam”, “Kristen”, “Hindu”, dan “Buddha”
- Warna Mata – Contohnya seperti “Hitam”, “Coklat”, dan “Biru”
- Kategori Produk – Contohnya seperti “Baju”, “Aksesoris”, dan “Elektronik”
2. Contoh Skala Ordinal
Berikut adalah beberapa contoh skala ordinal:
- Tingkat Kepuasan Pelanggan – Misalnya “sangat puas”, “puas”, “netral”, “tidak puas”, dan “sangat tidak puas”.
- Peringkat Prestasi – Misalnya “peringkat pertama“, “peringkat kedua“, “peringkat ketiga“, dan seterusnya.
- Tingkat Kesedihan – Misalnya “sangat sedih“, “sedih“, “agak sedih“, “netral“, “agak bahagia“, “bahagia“, dan “sangat bahagia“.
- Tingkat Pendidikan – Contohnya seperti “sekolah dasar“, “sekolah menengah pertama“, “sekolah menengah atas“, “perguruan tinggi“, dan “pasca sarjana“.
- Klasifikasi Berat Badan – Misalnya “kurus”, “normal”, “gemuk”, dan “sangat gemuk”.
3. Contoh Skala Interval
Berikut adalah beberapa contoh skala interval:
- Skala Suhu Celsius – Skala suhu Celsius adalah contoh umum dari skala interval. Perbedaan antara dua angka Celsius berturut-turut memiliki interval yang sama. Misalnya, perbedaan antara 20°C dan 30°C adalah sama dengan perbedaan antara 30°C dan 40°C.
- Skala Waktu – Skala waktu dalam format jam, menit, dan detik juga dapat dianggap sebagai skala interval. Sebab, interval antara setiap nilai waktu dalam jam, menit, atau detik adalah sama. Misalnya, perbedaan antara pukul 10:00 dan 11:00 sama dengan perbedaan antara pukul 11:00 dan 12:00.
- Skala Tanggal – Skala interval tetap berlaku dalam penanggalan. Misalnya, interval antara tanggal 1 Januari dan 2 Januari sama dengan interval antara tanggal 2 Januari dan 3 Januari.
- Skala IQ (Intelligence Quotient): Skala IQ adalah contoh lain dari skala interval yang digunakan dalam pengukuran tingkat kecerdasan relatif seseorang. Pada skala ini, perbedaan antara nilai IQ 100 dan 110 adalah sama dengan perbedaan antara nilai IQ 110 dan 120.
4. Contoh Skala Rasio
Berikut adalah beberapa contoh skala rasio:
- Berat Badan: Pada skala ini, nol mutlak berarti tidak ada berat badan sama sekali, dan perbedaan antara dua nilai berat badan berturut-turut memiliki interval yang sama.
- Jumlah Uang: Jumlah uang dalam mata uang tertentu juga merupakan contoh skala rasio. Misalnya, jika seseorang memiliki 0 unit mata uang, itu berarti mereka tidak memiliki uang.
- Jarak Tempuh: Pengukuran jarak dalam kilometer, mil, atau satuan jarak lainnya adalah contoh skala rasio. Sebab, nol mutlak pada skala ini berarti tidak ada jarak.
- Lama Waktu: Skala rasio juga dapat digunakan untuk mengukur lama waktu dalam satuan seperti detik, menit, jam, atau tahun. Nol mutlak pada skala ini berarti tidak ada waktu, dan perbedaan antara dua waktu yang berturut-turut memiliki interval yang sama.
- Jumlah Populasi: Jumlah populasi dalam suatu area atau kelompok juga merupakan contoh skala rasio. Nol mutlak pada skala ini berarti tidak ada populasi.
Gunakan Skala Pengukuran yang Tepat untuk Penelitianmu!
Skala pengukuran adalah alat untuk mengukur atau membandingkan variabel. Ada empat jenis skala pengukuran yang bisa kamu gunakan, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.
Skala pengukuran memainkan peran penting dalam ilmu data karena memungkinkan kita untuk memahami dan menganalisis data dengan cara yang sistematis. Dengan memahami jenis skala yang tepat, kita juga dapat menggambarkan data dengan lebih akurat.
Nah, jika kamu tertarik untuk berkarir di dunia data, kamu ga cuma harus memahami skala pengukuran secara lengkap, tapi juga memiliki bekal wawasan data science yang mendalam.
Untungnya, Bitlabs menyediakan kursus persiapan kerja yang bisa kamu ikuti! Kamu bisa mendaftar ke kelas data science atau kelas data analysis, di mana kamu dapat mempelajari serba serbi ilmu data. Mulai dari bahasa pemrograman hingga machine learning.
Tertarik? Yuk klik tombol di bawah untuk cari tahu lebih lanjut tentang kelasnya:
Comments
Loading…