Apa itu Data Storytelling? Serba-Serbi Membuat Data Bercerita

Kemampuan data storytelling menjadi semakin penting di dunia profesional. Kok bisa? 

Manusia pada dasarnya memiliki naluri bawaan untuk menyukai cerita. Cerita mampu membangun hubungan emosional, membantu kita terhubung dengan informasi dengan mudah. Ditambah, memori kita cenderung lebih baik dalam menyimpan cerita dibandingkan dengan fakta dan angka mentah. 

Dengan menggunakan data storytelling, perusahaan dan organisasi dapat mengkomunikasikan gagasan, strategi, dan hasil dengan cara yang lebih menarik, menjangkau audiens yang lebih luas, dan mempengaruhi mereka dengan cara yang lebih efektif.

Kalau kamu semakin penasaran dengan topik ini, yuk simak artikel ini sampai tuntas!

Apa itu Data Storytelling?

Data storytelling adalah seni mengkomunikasikan data dengan cara yang menarik sehingga lebih gampang dicerna. Konsep ini melibatkan penggunaan elemen-elemen narasi untuk membentuk cerita yang kuat berdasarkan data yang tersedia. 

Tujuan utama data storytelling adalah untuk menyampaikan pesan yang jelas, mempengaruhi pemikiran dan tindakan, serta membangun pemahaman yang mendalam terkait dengan data yang disajikan. 

Dengan menggunakan narasi yang kuat, visualisasi data yang menarik, dan penyampaian yang persuasif, data storytelling memungkinkan kita untuk menjelaskan pola, tren, dan wawasan yang tersembunyi dalam data dengan lebih jelas.

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, data storytelling menjadi penting karena dapat membantu organisasi membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan fakta dan informasi yang akurat. 

Bahkan, melalui data storytelling, perusahaan dapat menjelaskan visi, mengkomunikasikan strategi, mempromosikan produk atau layanan, dan mempengaruhi pasar dengan lebih mudah.

Namun, data storytelling tidak hanya menyederhanakan penyajian angka-angka dan grafik. Ia juga berkutat pada kemampuan pemilihan data yang relevan, pengorganisasian data dengan cara yang logis, dan penyajian informasi melalui narasi yang memikat. 

Kenapa Data Storytelling Penting?

Berikut beberapa alasan mengapa data storytelling wajib diterapkan:

1. Membuat data mudah diingat dan dipahami

Data storytelling memudahkan audiens dalam memahami dan mengingat informasi. Dengan mengaitkan data dengan narasi yang kuat, data storytelling membantu memecah kompleksitas data menjadi cerita yang lebih mudah dicerna oleh audiens.

2. Membangun koneksi emosional dengan audiens

Data sendiri sering kali “dingin” dan tidak menggugah emosi. Namun, dengan menggunakan data storytelling, kita dapat membangun koneksi emosional dengan audiens. 

Cerita yang terkait dengan data dapat diramu sedemikian rupa agar bisa menyentuh hati, mengusik emosi, dan mempengaruhi tindakan. 

Hal ini akan membantu audiens terhubung secara lebih dalam dengan informasi yang disajikan, membuat mereka merasa punya ikatan yang lebih kuat dengan data yang disampaikan.

3. Meningkatkan pengaruh dan daya tarik presentasi

Dalam presentasi bisnis atau komunikasi profesional lainnya, data storytelling dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan pengaruh dan daya tarik presentasi. 

Dibandingkan dengan presentasi yang hanya berfokus pada angka-angka dan fakta mentah, data storytelling mampu memberikan konteks yang lebih luas dan makna yang lebih mendalam kepada data. Apalagi jika dilakukan dengan menggabungkan elemen-elemen narasi seperti karakter, konflik, dan resolusi. 

4. Memperkuat kredibilitas

Data storytelling memperkuat kredibilitas dalam penyampaian informasi. Alasannya, data yang disampaikan memiliki konteks yang lebih jelas. Sehingga, memudahkan audiens untuk memahami maksudnya.

Ketika audiens mudah memahami pesan yang disampaikan, praktis kamu kelihatan lebih menguasai materinya. Dari situ lah kamu kelihatan lebih kredibel dan meyakinkan.

5. Menyampaikan informasi kompleks dengan sederhana

Dengan menghubungkan data dengan cerita yang relevan dan menarik, kita dapat mengurai informasi yang kompleks menjadi narasi yang lebih mudah dicerna oleh audiens. 

Hal ini akan membantu meminimalisir kebingungan dan memungkinkan audiens untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep, tren, dan insights yang terkandung dalam data. 

Ingat, kemampuan untuk menyampaikan informasi yang kompleks dengan simpel adalah keterampilan berharga dan selalu dicari di dunia profesional. 

Unsur Data Storytelling

Untuk menciptakan cerita yang efektif, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam proses data storytelling. Berikut ini adalah beberapa unsur penting dalam data storytelling:

1. Tujuan dan konteks

Sebelum memulai proses data storytelling, penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan cerita dan konteks di mana cerita akan disampaikan. 

Apakah cerita tersebut bertujuan untuk menginspirasi, memberikan wawasan, atau meyakinkan audiens? Apa konteksnya, apakah itu presentasi bisnis, laporan penelitian, atau presentasi publik? 

Memahami tujuan dan konteks akan membantu dalam memilih data yang relevan dan menggambarkan cerita dengan cara yang tepat.

2. Data yang valid dan relevan

Data yang digunakan dalam data storytelling harus valid, akurat, dan terpercaya. Data yang tidak lengkap, tidak mutakhir, atau tidak relevan dapat merusak kredibilitas cerita dan mempengaruhi pemahaman audiens. 

Mengumpulkan data dari sumber yang terpercaya, terutama data primer akan sangat membantu. Jangan lupa jalankan proses validasi yang baik untuk memastikan bahwa cerita didasarkan pada informasi yang benar dan dapat dipercaya.

3. Struktur narasi

Struktur narasi yang baik terdiri dari pengenalan, perkembangan, puncak, dan kesimpulan. 

Pengenalan harus memikat perhatian audiens dan menjelaskan konteks cerita. Perkembangan harus memperkenalkan data secara bertahap dan menggambarkan konflik atau tantangan yang dihadapi. 

struktur narasi

Puncak adalah titik di mana data mencapai klimaks atau mengungkapkan insights penting. Kesimpulan harus memberikan ringkasan dan pesan yang kuat.

4. Visualisasi yang menarik

Visualisasi data yang baik adalah kunci dalam data storytelling. Menggunakan grafik, diagram, infografis, dan visualisasi lainnya dapat membantu audiens memahami data dengan lebih baik dan memperkuat cerita yang disampaikan. 

BACA JUGA: Apa itu Visualisasi Data? Ini Hal yang Kamu Wajib Tahu!

Visualisasi harus dipilih dengan cermat. Sesuaikan dengan tujuan cerita dan buat agar mudah dipahami tanpa menimbulkan kebingungan. Penggunaan warna, ukuran font, dan layout yang tepat juga dapat meningkatkan efektivitas visualisasi.

5. Emosi dan kejelasan

Data storytelling yang kuat menggabungkan elemen emosional dengan kejelasan informasi. Mengaitkan data dengan cerita yang memiliki elemen emosi, seperti kegembiraan, kejutan, atau rasa ingin tahu, dapat membantu menciptakan ikatan emosional dengan audiens. 

Namun, jangan terlalu larut dalam elemen emosionalnya. Kejelasan informasi juga penting agar audiens dapat memahami pesan yang ingin disampaikan tanpa kebingungan atau ambiguitas.

6. Relevansi dan personalisasi

Cerita yang kuat adalah cerita yang relevan dengan audiens. Data storytelling harus mempertimbangkan kebutuhan, minat, dan latar belakang audiens. 

Dengan mempersonalisasi cerita dan menghubungkannya dengan pengalaman atau konteks yang dikenal oleh audiens, cerita akan menjadi lebih relevan dan penting. Hal ini akan meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka.

7. Penggunaan narasi yang menarik

Selain data, penggunaan narasi yang menarik adalah unsur penting dalam data storytelling. Menyajikan data secara monoton dan tanpa konteks dapat membuat cerita terasa membosankan. 

Oleh karena itu, penggabungan narasi yang kuat dengan data dapat membantu menciptakan cerita yang lebih menarik dan memikat perhatian audiens. Menggunakan analogi, perumpamaan, atau cerita kehidupan nyata dapat membantu mengilustrasikan dan menghidupkan data dalam cerita.

8. Simpel dan fokus

Penting untuk menjaga kesederhanaan dan fokus dalam data storytelling. Terlalu banyak informasi atau grafik yang rumit dapat membuat cerita menjadi rumit dan membingungkan. 

9. Interaksi dan pengalaman pengguna

Interaksi dan pengalaman pengguna dapat meningkatkan efektivitas data storytelling. 

Menciptakan kesempatan bagi audiens untuk berinteraksi dengan data. Misalnya melalui dashboard dengan visualisasi yang dapat digerakkan atau filter yang dapat diatur.

10. Konsistensi

Cerita yang efektif memerlukan konsistensi yang kuat. Menyediakan konteks, referensi, atau kutipan dari ahli atau sumber terpercaya dapat membantu menguatkan cerita dan memberikan kepercayaan tambahan kepada audiens. 

Contoh Data Storytelling

1. Penurunan tingkat pengangguran

Melalui data storytelling, kita dapat menggambarkan perjalanan penurunan tingkat pengangguran dalam suatu wilayah atau negara. Misalnya, dimulai dengan data yang menunjukkan tingkat pengangguran yang tinggi dan dampak negatifnya terhadap masyarakat. 

Kemudian, dengan menggunakan grafik, narasi, dan visualisasi yang relevan, kita bisa menunjukkan kebijakan atau program pemerintah yang diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini. 

Akhirnya, data storytelling dapat menggambarkan penurunan secara bertahap dalam tingkat pengangguran, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, dan perbaikan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

2. Perubahan pola konsumsi

Dengan menggunakan data storytelling, kita dapat menggambarkan perubahan pola konsumsi di industri tertentu. Misalnya, melalui data penjualan, tren pembelian, dan survei konsumen, kita bisa menyusun cerita yang mengilustrasikan pergeseran preferensi konsumen dari produk A ke produk B. 

Melalui visualisasi data yang menarik, kita bisa menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi perubahan ini, seperti inovasi produk, tren gaya hidup, atau perubahan preferensi konsumen. Data storytelling memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika pasar dan membantu perusahaan mengambil keputusan strategis.

3. Perubahan iklim

Data storytelling dapat digunakan untuk menggambarkan dampak perubahan iklim pada lingkungan dan masyarakat. Melalui data cuaca historis, tingkat polusi udara, dan statistik bencana alam, kita dapat membangun cerita yang menggambarkan peningkatan suhu global, penurunan es di kutub, atau meningkatnya kejadian banjir dan kekeringan. 

Dengan menggunakan visualisasi data yang kuat, kita dapat mengilustrasikan dampak perubahan iklim pada kehidupan sehari-hari, seperti kenaikan permukaan air laut, ancaman terhadap sumber daya alam, dan perubahan pola pertanian. Data storytelling memberikan kesadaran tentang urgensi tindakan untuk melindungi lingkungan dan masyarakat.

4. Kesehatan masyarakat

Dengan menggunakan data storytelling, kita dapat menggambarkan tantangan dan perubahan dalam bidang kesehatan masyarakat. Misalnya, melalui data statistik kesehatan, angka kejadian penyakit, dan faktor risiko, kita bisa membangun cerita yang menggambarkan peningkatan atau penurunan prevalensi penyakit tertentu. 

Melalui visualisasi data yang efektif, kita bisa menyoroti upaya pencegahan, pengobatan, atau kampanye kesadaran yang telah dilakukan. Data storytelling membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu kesehatan masyarakat dan mendorong perubahan positif dalam perilaku keseharian dan perumusan kebijakan.

Data Storytelling vs Data Visualization

Data storytelling dan data visualization adalah dua konsep yang sering digunakan dalam pengolahan dan presentasi data. Meskipun keduanya berhubungan erat, mereka memiliki perbedaan penting. 

Berikut ini adalah perbandingan antara data storytelling dan data visualization:

Data Storytelling Data Visualization
Definisi Proses menggabungkan data dengan narasi yang kuat untuk menyampaikan informasi yang bermakna dan menarik. Representasi visual dari data menggunakan grafik, diagram, peta, atau visualisasi lainnya.
Fokus Cerita yang dihasilkan dari data. Visualisasi grafis dari data itu sendiri.
Tujuan Menyampaikan pesan yang bermakna dan mempengaruhi audiens melalui penggunaan data dalam bentuk cerita. Memudahkan pemahaman dan interpretasi data.
Komponen Data relevan, alur narasi terstruktur, dan elemen cerita seperti karakter, konflik, dan kesimpulan. Pemilihan jenis visualisasi yang tepat, tata letak, dan penambahan label yang relevan.
Penggunaan Presentasi bisnis, laporan penelitian, presentasi publik, atau media berita. Presentasi bisnis, laporan analisis, dashboard, media sosial, atau situs web.
Hubungan Data visualization dapat digunakan untuk memperkuat data storytelling dengan visualisasi yang jelas dan kuat. Data storytelling dapat memberikan konteks dan narasi yang mendalam pada data yang disajikan dalam bentuk visualisasi.

Siap Membuat Data Storytelling yang Keren?

Dengan menghubungkan data dengan narasi yang kuat, memvisualisasikan informasi dengan cara yang menarik, dan membangun koneksi emosional dengan audiens, data storytelling memberikan kesempatan untuk mempengaruhi pemikiran, memperkuat pesan, dan membangun kredibilitas.

Penting untuk diingat bahwa data storytelling adalah sebuah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Dengan latihan dan pemahaman yang lebih dalam, kita dapat menjadi narator yang efektif dan memanfaatkan potensi data untuk kemajuan karier profesional. 

Jadi, jangan ragu untuk mengeksplorasi dan menggali lebih dalam tentang data storytelling. Selamat belajar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Teknik Pengumpulan Data: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

Teknik Analisis Data Kualitatif: Jenis, Contoh, dan Kelebihannya