visualisasi data

Apa itu Visualisasi Data? Ini Hal yang Kamu Wajib Tahu!

Data visualization atau visualisasi data adalah cara cepat dan mudah untuk menyampaikan hasil analisis data dengan bahasa awam. Selain itu, visualisasi data juga akan membantumu mencari tahu area mana saja yang paling butuh perhatian dan perbaikan secara kilat.

Kenapa begitu? Sebab, cara kerja otak dalam memproses informasi yang masuk itu unik. Seringkali, data yang telah divisualisasi bisa lebih cepat diserap. Coba saja buktikan, kamu pasti lebih mudah untuk memahami laporan berbentuk bagan atau grafik dibandingkan hanya spreadsheet, kan?

Nah, dengan banyaknya manfaat yang ada, artikel ini akan membedah visualisasi data secara tuntas. Udah nggak sabar? Yuk langsung saja kita bahas satu-satu!

Apa itu Visualisasi Data?

Visualisasi data adalah bentuk presentasi grafis yang dibuat untuk menyampaikan informasi dari data yang dimiliki. Beberapa jenis visualisasi data yang populer digunakan adalah dalam bentuk diagram lingkaran, diagram garis, maupun diagram batang.

Meski kelihatannya sederhana, ada banyak sekali manfaat yang didapat dari melakukan visualisasi data. Mulai dari membuat data lebih mudah dimengerti, menemukan pola tersembunyi dalam data, hingga membaca data dengan lebih akurat.

Jadi ya, tak heran jika kamu ingin mendalami pekerjaan di bidang data science, visualisasi data adalah salah satu keterampilan penting untuk dikuasai. 

Namun, ternyata urusan data visualization ini tidak eksklusif untuk urusan data saja lho. Berbagai bidang pekerjaan dan ilmu lain juga memanfaatkan hal satu ini. 

Harvard Business Review pernah menggolongkan empat manfaat dari visualisasi data untuk bisnis. Yaitu, untuk membantu proses pencarian ide, menggambarkan ide, mendapatkan insight dari data, dan mengkomunikasikan data. Cukup luas ya manfaatnya?

Baca juga: 5+ Contoh Strategi Pemasaran Produk Terbaik yang Bisa Kamu Tiru

Apa Kegunaan dari Visualisasi Data?

Dari tadi kita sudah membahas kegunaan visualisasi data secara umum. Sekarang, mari kita membahas fungsi visualisasi data secara lebih detail. Langsung cuss aja yuk!

1. Mempermudah pemahaman data

Salah satu manfaat paling konkret dari visualisasi data adalah kemudahan dalam memahami data bisnis yang jumlahnya besar dan beragam. 

Ketika kita bicara data dalam bisnis, kita bukan cuma membahas jumlah penjualan atau keuntungan dalam rentang waktu tertentu. Tapi juga stok produk, data pelanggan, performa channel marketing, engagement, dan masih banyak lagi.

Nah, untungnya, visualisasi data bisa membantu kita menyorot informasi penting di antara data yang begitu banyak. Jadi, insight bisa ditemukan secara instan dan lebih mudah diingat. Pengambilan keputusan pun jadi lebih akurat dan cepat.

Dan, memang benar. Manusia adalah makhluk visual. Bahkan, 90% informasi yang dikirimkan ke otak wujudnya adalah visual. Apalagi, di era internet ini, kebanyakan orang memiliki rentang perhatian yang lebih pendek. Baru baca satu baris kalimat, eh terkadang 10 detik kemudian harus baca ulang bagian itu karena sudah lupa.

2. Meningkatkan pemahaman tentang operasional bisnis

Setiap bisnis biasanya punya kumpulan data yang jumlahnya tidak sedikit. Masing-masing bagian operasional atau divisi perusahaan punya data progresnya masing-masing.

Nah, visualisasi data akan membantumu memahami operasional lintas divisi ini. Sehingga, kamu bisa melihat dengan jelas relasi antara berbagai aktivitas bisnis yang ada.

Di dalamnya, kamu juga bisa menganalisis metrik bisnis secara lebih mudah sehingga operasional ke depannya bisa lebih optimal, efisien, dan efektif.

Baca juga: Pengertian Strategi Pemasaran dan Kunci Mudah Memahaminya

3. Menangkap sentimen konsumen dengan akurat

Kemajuan internet dan teknologi memungkinkanmu untuk mengakses berbagai data spesifik yang berguna untuk bisnis. 

Mulai dari persepsi konsumen tentang brand, percakapan terkait brand di platform media sosial, penyebaran berita dari brand di internet, dan sebagainya. Nah, informasi tersebut sangat pantang untuk dilewatkan.

Masalahnya semakin besar bisnis, semakin besar pula data yang mungkin bisa dikumpulkan. Semakin besar data yang ada, semakin sulit juga diinterpretasikan. Oleh karena itu, melalui visualisasi yang ada, kamu bisa menyederhanakan data sehingga insights-nya terpampang nyata.

Dari situ, kamu dan tim bisa menyusun strategi bisnis dan pemasaran, menyesuaikan jangkauan brand, meningkatkan pengalaman konsumen, maupun mengoptimalkan saluran penjualan untuk konversi yang lebih tinggi.

4. Kemudahan mengakses insights

Ketika bisa memanfaatkan tools dan teknik visualisasi data dengan baik, bersiaplah untuk memanen insights yang relevan dengan lebih cepat.

Visual yang dibuat dengan baik akan memudahkan kita mengungkap pola yang tidak terlalu jelas dalam kumpulan data yang dimiliki. Apalagi jika kumpulan itu jumlahnya besar sekali.

Misalnya, kamu melakukan survei terhadap pelanggan bisnismu. Lalu, kamu menyajikan temuan surveinya dalam bentuk histogram. Dari situ, kamu dapat dengan mudah memperoleh insights tentang hasil surveinya. Dibandingkan ketika kamu harus membaca hasil survei satu per satu. 

Dari visualisasi data yang jelas, kamu bisa mengubah insight menjadi susunan roadmap goal perusahaan dengan lebih baik. Hasilnya, kamu bisa memiliki kerangka kerja yang strategi yang terukur, sesuai dengan tujuan bisnis, serta progresnya bisa terpantau dengan lebih jelas.

5. Memudahkan dalam penyampaian insights

Visualisasi data tidak hanya memungkinkan akses yang lebih cepat ke insights bisnis, tetapi juga membantu tim untuk mengomunikasikannya dengan lebih efektif. Hal ini penting agar informasi disampaikan bisa dipahami dari atas sampai bawah tanpa menimbulkan kebingungan.  

Kamu dapat menyusun laporan visual yang langsung merangkum insights bisnis penting melalui serangkaian grafik dan bagan.

Selain itu, tools visualisasi data biasanya memiliki fitur kolaborasi bawaan sehingga kamu dapat memanfaatkannya dengan tim secara bersamaan.

Baca juga: Studi Kasus Netflix: Raih Ratusan Juta Pengguna Berkat Big Data

Jenis-Jenis Visualisasi Data

Ada sangat banyak jenis visualisasi data yang bisa kamu gunakan, berikut adalah yang paling populer:

1. Diagram Batang

diagram batang visualisasi data

Ini adalah salah satu jenis visualisasi data yang paling umum. Anak SD pun sudah bisa mengenalinya.

Diagram ini sering digunakan untuk menunjukkan perbandingan di antara kumpulan data yang berbeda. Kamu juga dapat menggunakan bagan kolom untuk menunjukkan kumpulan data dari waktu ke waktu. Misalnya data total produk terjual dalam kurun 10 tahun terakhir.

Diagram batang sumbu horizontal (X) yang biasanya berisikan label penanda dan sumbu vertikal (Y) yang berisikan data kuantitas. Sumbu Y biasanya akan dimulai dari 0. Untuk mempermudah pembacaan, kamu bisa mengubah warna untuk masing-masing batang yang disajikan.

2. Diagram Garis

contoh diagram garis

Diagram garis juga sama terkenalnya dengan diagram batang. Grafik ini biasanya disajikan untuk menunjukkan tren, kemajuan, atau perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.

Seperti diagram batang, label data pada grafik garis berada pada sumbu X sedangkan pengukuran berada pada sumbu Y. Demi kemudahan dalam pembacaan, sebaiknya diagram garis jangan terdiri lebih dari empat garis berbeda dan gunakan variasi warna yang mencolok.

3. Diagram Pie

pie chart visualisasi data

Diagram pie sering juga disebut sebagai diagram lingkaran. Grafik ini mewakili data statis yang dibagi ke dalam beberapa kategori.

Uniknya, angka yang ditunjukkan di sini akan berbentuk persentase. Artinya, saat kamu menjumlahkan semua bagian yang terpisah, jumlahnya harus mencapai 100%.

Visualisasi pie sangat membantu dalam pemasaran digital, karena kamu bisa menggunakannya di data:

  • Market shares
  • Pengeluaran pemasaran
  • Demografi konsumen
  • Penggunaan perangkat pelanggan (untuk pengujian UX)
  • Sumber lalu lintas online

Karena terbatasnya area yang dimiliki (hanya satu lingkaran) sebaiknya hanya tampilkan beberapa kategori untuk diagram pie agar tidak terlihat terlalu padat dan susah dibaca.

4. Diagram Matriks

diagram matrix yshaped visualisasi data
Contoh matriks Y-Shaped

Jika kamu ingin memahami hubungan antara kumpulan data yang berbeda, diagram matriks adalah pilihan yang tepat.

Diagram ini membandingkan kelompok data dalam kategori informasi yang lebih besar. Jenis visualisasi data ini menunjukkan bagaimana kelompok-kelompok ini berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan representasi visual yang jelas dan mudah dicerna, kamu jadi bisa mengambil keputusan yang lebih efektif.

Setidaknya ada lima model diagram matriks, yaitu:

L-Shaped: Membandingkan satu atau dua kelompok data dengan dirinya sendiri

Y-Shaped: Membandingkan tiga kelompok data yang terkait erat

C-Shaped: Membandingkan tiga kelompok data sekaligus

T-Shaped: Membandingkan dua kelompok data yang terkait erat

X-Shaped: Membandingkan empat kelompok data

5. Diagram Plot Sebar

scattergram visualisasi data

Diagram plot sebar juga dikenal sebagai scattergram. Grafik ini digunakan untuk menemukan hubungan antarvariabel menggunakan sejumlah titik data yang bervariasi.

Penyajiannya akan ditampilkan pada sumbu x dan y. Dengan diagram ini, kamu bisa menganalisis bagaimana korelasi antarvariabel serta tren yang ada.

Mari kita ambil contoh. Misalnya kamu menjalankan bisnis jasa pengiriman dan ingin tahu apakah jam mempengaruhi efektivitas pengiriman. Kamu dapat memasukkan sebaran data pengiriman dan membandingkannya dengan jam pengantaran di tiap harinya. Visualisasi yang ada akan memberimu insights tentang tren yang mudah untuk disimak.

Apa itu Visualisasi yang Jelek, Buruk, dan Salah?

normal
Ilustrasi diagram normal

Meskipun membuat visualisasi data tampak mudah, ternyata di praktiknya masih ada banyak orang yang menghasilkan diagram nan problematis. Kamu harus bisa menghindari jenis-jenis ini. Biasanya, problem yang ditemui bisa dikategorikan ke dalam tiga label:

Jelek (ugly)

ugly visualisasi data

Diagram yang jelek akan memiliki estetika yang tidak enak dipandang. Jadi, meskipun insights yang ditampilkan sudah jelas dan informatif, audiens pun jadi ogah-ogahan untuk menyimaknya.

Buruk (bad)

bad visualisasi data

Diagram yang buruk berkaitan langsung dengan persepsi orang ketika melihatnya. Singkatnya, orang bisa salah tangkap waktu melihat diagram jenis ini. Bisa jadi infonya kurang jelas, membingungkan, terlalu rumit, maupun mengecoh.

Salah (wrong)

wrong visualisasi data

Diagram ini punya masalah langsung dengan kalkulasinya. Sehingga, ketika orang mengecek grafik yang disodorkan, objektif yang terpampang memang sudah salah dari sononya.

Contoh Kegunaan Visualisasi Data

Apa pun bisnis yang kamu jalankan, visualisasi data dapat diimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan. Tidak percaya? Coba simak berbagai contoh visualisasi data berikut.

1. Bidang ilmu pengetahuan

Umum dikenal sebagai visualisasi ilmiah, atau komunitas internasional menyingkatnya sebagai SciVis. Ia memungkinkan para ilmuwan dan peneliti untuk mendapatkan insights yang komprehensif dari data eksperimen yang telah dilakukan. Hasilnya pun lebih akurat dibandingkan metode konvensional.

2. Bidang politik

hasil pemilu amerika 2020

Jangan salah, penggunaan visualisasi data pun merambah ranah politik. Hal ini utamanya terkait dengan pembuatan peta geografis yang menampilkan partai yang dipilih oleh setiap provinsi, kabupaten, atau kota. Nantinya, mereka bisa menyusun prioritas daerah mana yang akan lebih digenjot kampanyenya agar meraup suara yang banyak.

3. Bidang penjualan dan pemasaran

Porsi budget pemasaran digital terus naik dari tahun ke tahun. Mulai banyak perusahaan yang memasang iklan online dibandingkan iklan offline.

Dengan kondisi seperti ini, tim pemasaran harus memperhatikan dengan cermat aset digital yang dimiliki. Mengapa? Karena hal ini terkait dengan pendapatan yang mungkin diraup melalui kanal web, media sosial, mesin pencarian, dan sebagainya.

Visualisasi data memudahkan untuk melihat tren lalu lintas digital dari waktu ke waktu untuk menentukan strategi pemasaran terefektif.

visualisasi data penjualan apple

4. Bidang finansial

Profesional di bidang keuangan harus melacak kinerja aset investasi yang dijalankan. Biasanya, grafik candlestick digunakan sebagai indikator perdagangan dan membantu mereka untuk menganalisis pergerakan harga dari waktu ke waktu.

Penggunaannya pun sudah umum untuk berbagai perdagangan, mulai dari sekuritas, derivatif, mata uang, saham, obligasi, hingga komoditas. Dengan menganalisis bagaimana harga berubah dari waktu ke waktu, analis data dan profesional keuangan dapat mengamati tren dan menentukan transaksi dengan lebih cermat.

5. Bidang kesehatan

Dunia kesehatan sering menggunakan peta choropleth untuk memvisualisasikan data kesehatan yang penting. Peta choropleth menampilkan wilayah geografis atau wilayah yang dibagi dan diberi warna tertentu dalam kaitannya dengan variabel numerik.

peta sebaran covid

Peta Choropleth memungkinkan para profesional untuk melihat bagaimana variabel mengalami perubahan di wilayah tertentu, misalnya tingkat kematian penyakit jantung di DKI Jakarta.

6. Bidang logistik

Perusahaan pelayaran dapat menggunakan alat visualisasi untuk menentukan rute pelayaran global terbaik. Dengan demikian, mereka bisa memangkas waktu tempuh dengan signifikan. Otomatis hal ini turut berperan dalam menjaga kualitas barang yang dikirim jika itu terkait dengan produk organik.

5+ Tools Visualisasi Data

Tools visualisasi data adalah perangkat lunak yang dirancang untuk memvisualisasikan data. Kemampuan setiap tools yang tersedia pun berbeda-beda, tetapi umumnya mereka akan membantumu untuk memasukkan kumpulan data dan mengubahnya ke wujud visual.

Berikut adalah beberapa tools visualisasi data yang sering digunakan:

1. Tableau

Tableau

Ini adalah salah satu tools visualisasi data paling populer di pasaran karena dua alasan utama: relatif mudah digunakan dan sudah dipakai oleh banyak perusahaan.

Software ini dapat diintegrasikan dengan ratusan sumber untuk mengimpor data dan menghasilkan banyak jenis visualisasi. Mulai dari diagram hingga peta.

Tableau menawarkan beberapa produk, termasuk versi desktop dan versi web-host dari platform analitiknya.

2. Microsoft Excel

Microsoft-Excel-Logo

Sebenarnya, Microsoft Excel adalah software spreadsheet. Jadi ia bukan alat visualisasi data. Meski begitu, ia memiliki kemampuan visualisasi data yang cukup oke. Kenapa? Karena produk Microsoft banyak digunakan di berbagai perusahaan, alhasil kompatibilitasnya terjamin.

Menggunakan Excel, kamu bisa mendesain setidaknya 20 jenis grafik menggunakan data dari spreadsheet yang dimiliki. Mulai dari diagram batang, diagram lingkaran, dan plot sebar, hingga yang lebih canggih seperti diagram radar, histogram, treemaps pun ada!

3. Google Charts

Google-Chart-

Kalau kamu tertarik untuk membuat visualisasi data interaktif yang cocok untuk audiens internet, cobalah Google Charts.

Tool ini dapat menarik data dari berbagai sumber, termasuk dari Salesforce, database SQL, dan Google Spreadsheet. Aksesnya pun sangat mudah karena ia menggunakan teknologi HTML5/SVG untuk menghasilkan diagram. Di dalamnya tersedia 18 jenis diagram, termasuk diagram batang, diagram pie, histogram, dan sebagainya.

Lebih nyamannya lagi, komunitas Google tergolong aktif serta sering membuat bagan baru dan membagikannya dengan pengguna lain. Nah, kamu bisa turut mengadopsi bagan yang dibagikan itu.

4. Infogram

infogram diagram batang

Infogram juga bisa jadi opsi untuk membuat diagram, laporan, dan peta.

Uniknya, kamu bisa menggunakannya untuk membuat infografis. Tak mengherankan, Infogram jadi sangat populer di kalangan profesional kreatif. Selain itu, tool ini menyertakan editor drag-and-drop, yang sangat ramah pemula.

Visualisasi yang dihasilkan dapat disimpan sebagai file gambar dan GIF untuk disematkan dalam laporan dan dokumen. Alternatif lain, kamu juga bisa menyimpannya dalam format HTML untuk penggunaan online.

5. Zoho Analytics

Zoho Analytics

Zoho Analytics merupakan tool visualisasi data yang dirancang khusus bagi mereka yang ingin memvisualisasikan business intelligence (BI). Oleh karenanya, Zoho paling sering digunakan untuk memvisualisasikan informasi yang terkait dengan penjualan, pemasaran, laba, pendapatan, dan sebagainya.

Ia memiliki tampilan dasbor yang interaktif. Tak heran, ia telah dipakai oleh lebih dari 500.000 bisnis dan dua juta pengguna hingga saat ini.

6. Datawrapper

Kerja tool ini mirip seperti Google Charts. Ia bisa digunakan untuk menghasilkan diagram, peta, dan grafik lainnya untuk digunakan secara online.

Awalnya, Datawrapper lebih dikenal di kalangan reporter yang mengerjakan berita. Seiring berjalannya waktu, ia semakin umum digunakan oleh profesional yang meng-handle situs web.

Meskipun Datawrapper mudah digunakan, tetapi kemampuannya cukup terbatas. Salah satu keterbatasannya adalah ia tidak terintegrasi dengan sumber data. Artinya, kamu harus menyalin dan menempelkan data secara manual ke dalamnya. Hal ini tentu saja memakan waktu dan memiliki potensi error yang lebih besar.

Siap Pakai Visualisasi Data?

Visualisasi data adalah cara yang efektif untuk mengkomunikasikan data kompleks yang dimiliki dengan medium terbaik. Dengan begitu, insights yang ada bisa dengan mudah diterima dan dicerna tanpa takut ada distorsi informasi.

Namun begitu, kamu pun harus ingat bahwa visualisasi data yang baik tergantung pada sumber data yang baik pula. Oleh karenanya, kamu wajib memastikan bahwa inputnya sudah benar sehingga insights yang muncul tidak menyesatkan. Soalnya, kalau itu terjadi, pengambilan keputusan bisnisnya pun bisa berantakan.

Untuk meminimalisasi hal itu, kamu harus paham tentang dasar-dasar data science. Kenapa? Supaya kamu mampu mengidentifikasi data yang buruk atau salah. Hal itu akan menghindarkan bisnismu dari konsekuensi negatif dari visualisasi data yang problematis.

Ingin belajar soal data? Nantikan program selanjutnya di Bitlabs, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nlp

Apa itu Natural Language Processing (NLP)? Berikut Pengertian dan Contohnya!

diagram garis

Diagram Garis: Pengertian, Cara Membuat, & Serba-Serbinya