wawancara adalah

Apa itu Wawancara? Pengertian, Jenis & Tekniknya

Wawancara semestinya bukanlah hal yang asing buatmu. Teknik pengumpulan data ini memang sering dipakai untuk berbagai keperluan. Mulai dari penelitian, pembuatan berita, sampai dengan bagian wawancara kerja.

Karena peran pentingnya, wawancara tentu tidak bisa dilakukan asal-asalan. Di artikel ini, kamu bisa temukan penjelasan apa itu wawancara, jenis-jenisnya, hingga teknik wawancara yang bisa digunakan untuk berbagai kesempatan. 

Pengertian Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab antara penanya dan respondennya. Tujuannya, yaitu memperoleh informasi atau data tentang suatu topik tertentu secara lengkap. 

Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi salah satu teknik utama yang digunakan untuk memperoleh data kualitatif yang mendalam. Sebab, teknik ini dapat mengungkap pandangan dan pengalaman responden tentang topik tertentu. 

Secara umum terdapat dua metode wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. 

wawancara adalah

Seperti namanya, wawancara terstruktur dilakukan secara sistematis dan menggunakan daftar pertanyaan yang dirancang sebelumnya. Sebaliknya, wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan membiarkan percakapan mengalir bebas.

Nanti kita akan bahas lebih dalam tentang keduanya di bagian lain artikel ini.

Tujuan Wawancara

Ada beberapa tujuan utama dari wawancara dalam penelitian, antara lain:

1. Mendapatkan informasi mendalam 

Wawancara membantu peneliti mendapatkan informasi detail tentang topik yang sedang diteliti. Dalam wawancara, peneliti dapat mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pandangan, sikap, dan pengalaman responden. Dengan begitu, wawancara memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang topik terkait.

2. Mengetahui berbagai perspektif

Wawancara juga memungkinkan peneliti untuk mengetahui berbagai perspektif terkait topik yang sedang diteliti. Terutama jika wawancara ini dilakukan pada sejumlah responden. Konon, ini pula yang dilakukan ketika melakukan triangulasi data

Hal ini dapat membantu peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap. Sekaligus memastikan data yang didapat juga akurat.

3. Menemukan pola dalam data 

Dengan wawancara, peneliti dapat memperoleh data kualitatif yang sangat kaya dan mendalam. 

Dalam memeriksa data yang diperoleh, peneliti dapat menemukan pola atau tema tertentu dari jawaban responden. Hal ini tentu dapat membantu peneliti untuk mengembangkan hipotesis atau konsep baru terkait dengan topik yang sedang diteliti.

4. Menguji hipotesis 

Wawancara juga dapat digunakan untuk menguji atau mengkonfirmasi hipotesis yang telah dikembangkan sebelumnya oleh peneliti. Di sini peneliti dapat mengajukan pertanyaan terkait dengan hipotesis dan mencari bukti atau data yang mendukung atau menentang hipotesis tersebut.

5. Memahami konteks dengan lebih baik

Meski sifatnya akurat, data juga memiliki keterbatasan. Terutama jika datanya berbentuk kuantitatif. 

Ia tidak bisa dipakai untuk menjelaskan semua hal secara utuh. Alasannya, tentu saja karena pengambilan data memiliki cakupan atau batasan-batasan tertentu.

Nah, wawancara memberikan konteks pada data yang diambil. Salah satunya bisa berbentuk konteks sosial dan budaya terkait dengan topik yang sedang diteliti. Hal ini membantu peneliti memahami persepsi dan pengalaman responden terkait dengan topik yang dikulik. 

Selain memastikan proses wawancaranya berjalan secara lancar, kamu juga perlu memperhatikan skill yang kamu miliki agar bisa memberikan citra yang semakin menarik di mata tim HR

Jenis Wawancara

Berikut ini adalah jenis-jenis wawancara yang dapat digunakan dalam penelitian. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda.

1. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara yang paling sering digunakan dalam penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk memperoleh jawaban yang spesifik dari responden. 

Wawancara terstruktur biasanya digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat terukur. Pun, biasanya dilakukan kepada kelompok responden yang berukuran relatif besar.

Kelebihan:

  • Data yang diperoleh relatif mudah diolah dan dianalisis. 
  • Relatif mudah ketika membandingkan dan mengevaluasi data karena responden diwawancarai dengan pertanyaan yang sama.

Kekurangan:

  • Data yang diperoleh mungkin terlalu dangkal dan kurang rinci. 
  • Kurang fleksibel untuk menambahkan pertanyaan baru, sehingga peneliti mungkin kehilangan kesempatan untuk memperoleh data yang lebih kaya dan mendalam.

2. Wawancara semi-terstruktur

Wawancara semi-terstruktur adalah jenis wawancara di mana peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya, tetapi juga memungkinkan peneliti untuk menambahkan pertanyaan baru dan lebih mendalam selama wawancara (in-depth interview). 

Wawancara semi-terstruktur biasanya dilakukan dengan sekelompok responden yang relatif kecil.

Kelebihan:

  • Data yang lebih kaya dan mendalam tentang topik yang sedang diteliti. 
  • Pertanyaan bisa disesuaikan untuk responden yang berbeda. Hal ini mempermudah peneliti untuk memperoleh data yang lebih personal dan subjektif.

Kekurangan:

  • Data yang diperoleh mungkin sulit diolah dan dianalisis. 
  • Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan wawancara relatif sulit diukur dibanding wawancara terstruktur.

3. Wawancara terbuka

Wawancara terbuka adalah jenis wawancara di mana pewawancara memberikan pertanyaan yang sangat umum kepada responden. Dengan jenis wawancara ini, responden bebas memberikan jawaban tanpa terlalu banyak pengaruh dari pewawancara. 

Kelebihan:

  • Informasi yang didapat lebih rinci dan mendalam.
  • Responden bebas memberikan jawaban, yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang topik yang sedang diteliti.

Kekurangan:

  • Perlu keterampilan yang kuat dalam mengelola interaksi dan menjaga keteraturan wawancara, karena responden dapat memberikan jawaban yang panjang dan detail. 
  • Perlu kemampuan untuk menafsirkan data karena bentuknya yang tidak terstruktur.

4. Wawancara kelompok 

Wawancara kelompok atau focus group discussion dilakukan pada sekelompok orang yang memiliki karakteristik atau pengalaman yang sama. Lalu, mereka diminta untuk membahas topik tertentu. 

wawancara kelompok

Wawancara kelompok umumnya dilakukan dalam ruangan khusus. Prosesnya, dipimpin oleh seorang fasilitator yang memandu diskusi agar tetap berjalan sesuai dengan topik yang telah ditentukan.

Kelebihan:

  • Peneliti dapat menggali berbagai sudut pandang dan pendapat dari berbagai individu dalam satu waktu yang sama. 
  • Data kualitatif yang didapat lebih banyak, karena para responden dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dalam memberikan jawaban.

Kekurangan:

  • Kurangnya privasi yang dapat membuat beberapa responden tidak merasa nyaman dalam berbicara. 
  • Data yang didapat rawan bias karena dominasi suara dari beberapa anggota kelompok yang lebih vokal atau berpengaruh.

5. Wawancara jarak jauh

Wawancara jarak jauh dilakukan melalui media penghubung, seperti telepon, email, chat, atau video conference. Wawancara ini umumnya dilakukan secara terjadwal dan diatur melalui platform yang telah disepakati antara peneliti dan responden.

Kelebihan:

  • Mudah dalam mengambil data tanpa perlu kehadiran fisik responden. 
  • Memperluas cakupan responden yang dapat diwawancarai tanpa terkendala oleh jarak geografis. 
  • Mengurangi pengaruh kontak fisik yang dapat mempengaruhi cara responden memberikan jawaban.
wawancara jarak jauh

Kekurangan:

  • Kurangnya interaksi sosial antara peneliti dan responden yang dapat mempengaruhi kualitas data yang diperoleh. 
  • Akses jaringan yang buruk dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan wawancara.

Kelebihan dan Kekurangan Wawancara

Ada beberapa kelebihan dari metode wawancara dalam pengumpulan data kualitatif, yaitu: 

  • Data yang diperoleh peneliti lebih mendalam dan detail. 
  • Memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi topik yang kompleks dan sulit dipahami secara langsung. 
  • Data yang diambil lebih kaya karena dari berbagai perspektif dan sudut pandang.

Namun, wawancara juga memiliki beberapa kelemahan seperti: 

  • Perlu waktu yang cukup lama dan tenaga yang besar untuk mendapatkan data. 
  • Perlu jam terbang yang cukup untuk menguasai teknik wawancara yang tepat dan data yang berharga. 
  • Interpretasi data yang didapatkan rawan bias karena terpengaruh sikap dan pandangan peneliti terhadap topik yang sedang diteliti.

Maka dari itu, peneliti harus memahami teknik wawancara yang benar dengan baik. Kamu akan temukan tips-tips menjalankan teknik wawancara tersebut di bawah ini.

Teknik Wawancara untuk Penelitian

Untuk menghasilkan data yang berkualitas, peneliti perlu menguasai teknik-teknik wawancara yang baik dan benar. Berikut adalah beberapa teknik wawancara yang dapat digunakan dalam penelitian:

1. Menentukan tujuan wawancara

Sebelum memulai wawancara, peneliti harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ini dapat berkaitan dengan tipe pengumpulan datanya, pengukuran variabel tertentu, atau pengujian hipotesis.

Hal ini wajib dilakukan agar wawancara yang dilakukan lebih efisien. Tidak menghabiskan waktu dan tenaga yang terlalu banyak. Baik dari sisi eksekusinya, maupun analisis data yang didapatkan nanti.

2. Memilih responden yang tepat

Pemilihan responden sangat penting dalam penelitian. Peneliti harus memastikan bahwa responden yang dipilih memiliki pengetahuan atau pengalaman yang relevan dengan topik penelitian.

3. Menyiapkan pertanyaan wawancara

Pertanyaan wawancara harus dirancang dengan hati-hati agar dapat menghasilkan informasi yang relevan dan bermanfaat bagi penelitian. 

Pertanyaan dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup. Tapi pastikan, kamu menghindari pertanyaan yang memancing jawaban yang tidak akurat atau tidak jujur.

4. Mengatur lokasi dan waktu wawancara

Peneliti harus memilih lokasi yang kondusif untuk melakukan wawancara. Selain itu, peneliti juga harus mempertimbangkan jadwal yang sesuai untuk responden dan memastikan mereka tidak keberatan dengan waktu yang telah ditentukan.

5. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian

Sebelum memulai wawancara, peneliti harus memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian secara jelas kepada responden. Hal ini dapat membantu membangun hubungan yang baik antara peneliti dan responden, sehingga responden merasa nyaman dan terbuka dalam memberikan jawaban.

6. Menjelaskan proses wawancara

Peneliti harus menjelaskan proses wawancara kepada responden. Termasuk estimasi durasi wawancara dan cara merekam atau mencatat jawaban responden.

7. Membuat catatan selama wawancara

Peneliti harus membuat catatan selama wawancara, termasuk jawaban responden dan pernyataan penting lainnya yang dibuat oleh responden. Hal ini untuk memudahkan peneliti ketika nanti sudah masuk ke tahap analisis data. 

Agar responden merasa nyaman, pastikan kamu tidak menutup-nutupi catatan yang kamu buat. Bukan berarti kamu perlu menunjukkan hasil catatanmu ke mereka. Tapi, setidaknya pastikan kamu memberikan kesan bahwa kamu terbuka dan bisa dipercaya.

8. Mengevaluasi data yang dikumpulkan

Setelah selesai melakukan wawancara, peneliti harus mengevaluasi data yang telah dikumpulkan. Hal ini meliputi menganalisis jawaban responden, mengidentifikasi tren dan pola dalam jawaban, dan mempertimbangkan implikasi data tersebut terhadap penelitian.

9. Menyusun laporan hasil penelitian

Setelah mengevaluasi data wawancara, peneliti dapat menyusun laporan hasil penelitian yang menjelaskan temuan dan kesimpulan dari penelitian. Laporan yang dihasilkan akan memperlihatkan secara jelas dan akurat hasil penelitian dan harus sesuai dengan tujuan awal penelitian.

Siap Menjalankan Wawancara untuk Penelitian?

Dalam penelitian, wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang sangat efektif untuk memperoleh data kualitatif. Terutama jika yang dicari adalah opini, pandangan, sikap, dan pengalaman responden tentang topik yang sedang diteliti. 

Agar data yang diperoleh berkualitas, peneliti perlu memperhatikan beberapa faktor seperti memilih jenis wawancara yang tepat, memilih responden yang relevan, dan mengikuti langkah-langkah yang sistematis dan terstruktur dalam melakukan wawancara. 

Dengan demikian, proses wawancara yang baik dapat membantu peneliti memperoleh data yang valid dan akurat, sehingga linier dengan tujuan penelitian. 

Good luck dalam pencarian kerjamu, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

mengapa anda ingin bekerja di perusahaan kami

9 Jawaban “Mengapa Anda Ingin Bekerja di Perusahaan Kami”

apa itu integrasi data

Integrasi Data: Arti, Jenis, dan Caranya