Kita semua sudah tahu kalau tugas marketing adalah “menjual” barang atau jasa yang dimiliki oleh bisnis.
Namun kalau kamu ditanya, “Marketing kerjanya gimana dan ngapain aja, sih?” Apakah kamu masih bisa jawab dengan cepat?
Kalau kamu tidak bisa ngasih jawaban kilat, tenang, banyak temennya! Soalnya memang bidang ini agak-agak susah dijelaskan. Ia punya fokus area, keahlian, dan deskripsi pekerjaan yang begitu luas.
Di artikel ini kamu akan belajar tentang tugas marketing dan lingkup kerjanya. Dari situ nanti kamu akan punya gambaran yang lebih jelas tentang bidang ini secara menyeluruh. Yuk, langsung aja!
Sekilas tentang marketing
Marketer adalah otak di balik kesuksesan mengenalkan produk atau jasa ke dunia luar. Dari situ, perusahaan mengharapkan adanya penjualan atau istilahnya, konversi.
Nah, demi mencapai tujuan ini, ada banyak proses pemasaran yang terlibat. Mulai dari perencanaan strategi marketing, memonitor tren pasar, dan membuat iklan untuk kampanye.
Belum lagi soal mengatur strategi harga sampai menargetkan calon pembeli berdasarkan demografi dan data pendukung lain. Pokoknya ini bukanlah proses yang pendek.
Kemajuan teknologi dan internet pun ikut berperan dalam membuat pekerjaan di bidang marketing semakin kompleks.
Ia bisa berisikan kolaborasi lintas bidang, misalnya: desain grafis, humas, digital marketing, search engine optimization (SEO), desain web, dan sebagainya.
Tugas marketing yang kamu tahu
Sama halnya dengan pekerjaan di divisi lain, marketing pun punya kegiatan harian.
Bedanya, kalau bidang lain tampak spesifik jobdesk-nya, para marketer ibarat melakukan beberapa hal sekaligus yang kelihatannya tidak nyambung satu sama lain.
Itu disebabkan karena luasnya wilayah yang digarap, jaring-jaring penghubungnya pun jadi seolah kasat mata. Memangnya apa saja, sih? Ini dia:
1. Desain dan optimasi website perusahaan
Jobdesk ini menugaskanmu untuk menangani user interface dan user experience web sehingga pengunjung betah dan potensial untuk melakukan pembelian.
User interface (UI) berfokus pada tampilan atau presentasi daring dari website. Ini adalah hal pertama yang akan pengunjung lihat ketika membuka sebuah web. Elemen-elemen yang digarap meliputi: color palette, font (tipografi), animasi, buttons (visual tombol-tombol), dan lain-lain.
Sedangkan user experience (UX) akan memastikan bahwa pengguna tidak kebingungan ketika mengakses website-nya. Beberapa aspek yang ditanganinya: fitur-fitur produk, navigasi, struktur konten, copywriting, sampai dengan branding.
Nah, kolaborasi keduanya akan membantu perusahaan dalam menyukseskan strategi marketing.
2. Copywriting
Jobdesk ini sangat lekat dengan bagian periklanan. Secara sederhana, tugasnya adalah meramu teks yang nantinya disematkan ke media promosi. Eits, eksekusi copywriting tidak hanya di cetakan tertulis, tetapi juga bisa dalam bentuk audio visual.
3. Meningkatkan kualitas search engine optimization (SEO)
Jobdesk ini masih nyambung dengan poin pertama. Meskipun begitu, karena fokus SEO itu luas (on-page, off-page, dan technical), maka terkadang tugasnya pun dibagi-bagi lagi.
Baca juga: 15+ Teknik SEO untuk Katrol Konten ke Halaman #1 Google
Bisa saja kamu hanya akan menangani SEO on-page yang berfokus pada konten yang diunggah. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, kamu bisa membaca artikel Teknik SEO yang sudah Bitlabs tulis.
4. Membangun audiens di media sosial
Jobdesk ini muncul karena perkembangan pesat di dunia media sosial. Dari yang awalnya cuma berfungsi sebagai ladang ekspresi, semakin ke sini ternyata ia juga punya fungsi marketing. Brands besar maupun kecil tidak mau kehilangan potensi ini.
Dengan memiliki audiens besar di media sosial, perusahaan pun ikut terdongkrak kredibilitasnya. Selain itu, hubungan langsung dengan pelanggan bisa lebih personal.
5. Menyusun kampanye via email
E-mail termasuk cara promosi daring tertua. Meski begitu, jobdesk di bagian ini masih ada sampai sekarang. Karena, semua orang yang menggunakan internet pasti harus punya e-mail untuk bermacam-macam kebutuhan.
Kampanye via email ini biasanya dikirimkan melalui fitur broadcast untuk mengabarkan tentang promosi tertentu maupun peluncuran produk baru. Pengemasannya pun tidak asal buat.
Antara teks dan visualnya biasanya disusun sepresisi mungkin agar penerima tertarik untuk membaca—dan lebih bagus lagi kalau mereka akhirnya mengeklik konten di dalamnya.
Baca juga: Email Marketing: Panduan Komplit untuk Pemula [Terbaru!]
6. Membangun branding dan persona perusahaan
Jobdesk ini bisa luas banget cakupannya. Contoh yang paling sederhana adalah pengenalan logo (dan mungkin maskot) perusahaan. Baik dengan mengadakan acara secara langsung maupun dengan memanfaatkan media promosi lainnya yang dimiliki.
Ingat, tugas ini tidak hanya tentang “pengenalannya”, tetapi juga proses yang dilalui sebelum-sebelumnya. Mulai dari brainstorming, desain, finalisasi, hingga siap dikenalkan ke publik.
7. Melacak, memonitor, dan menganalisis pertumbuhan dan ROI website
Keunggulan digital marketing adalah kita bisa memantau semua kegiatan pemasaran secara realtime. Jobdesk ini penting karena nantinya dapat digunakan untuk membuat laporan kampanye dan penjualan secara lebih terperinci sehingga hasil evaluasinya lebih akurat untuk menentukan strategi marketing selanjutnya.
8. Menjalankan kampanye periklanan digital
Jobdesk ini menangani periklanan digital lintas platform. Jangan kira bagian periklanan ini hanya dilakukan di satu tempat. Faktanya, ada yang namanya website, media sosial, bahkan e-commerce.
Sebelum memasang iklan pun kamu harus menganalisis dulu mana-mana saja platform yang akan dijajal. Tentunya dengan mempertimbangkan tipe audiens dan potensi exposure-nya.
9. Merencanakan pemasaran eksperimental
Jobdesk ini merupakan bagian dari pemasaran tradisional. Di sini kamu dapat merencanakan hingga melaksanakan kegiatan kampanye perusahaan yang melibatkan orang banyak. Salah satu contohnya adalah brand activation. Tujuannya ya untuk memperkenalkan brand/perusahaan ke khalayak luas.
10. Menggarap materi iklan tradisional
Meskipun digital marketing semakin besar porsinya, cara-cara beriklan tradisional pun masih umum dijalankan. Tak heran kalau kemudian jobdesk untuk memasang iklan-iklan jenis reklame, iklan di media massa, pamflet, dan sebagainya; masih sangat populer.
Di sini kamu harus menentukan mana metode yang paling tepat dan strategis (terutama tempat pemasangannya). Biasanya jangkauan yang diharapkan dari sini ada di skala lokal.
***
Sekarang percaya kan kalau marketing punya banyak hal yang harus dilakukan?
Marketer harus jeli mencari sisi mana dari bisnis yang nantinya bisa menarik perhatian calon pelanggan. Kerjaannya udah kayak mak comblang.
Jenjang karier di dunia marketing
Dengan tugas yang begitu banyaknya, jenjang karier di bidang marketing pun tak kalah beragam.
Levelnya juga mulai dari pemula hingga ke posisi tertinggi, yaitu Chief Marketing Officer (CMO).
Penasaran tangga kariernya seperti apa? Yuk langsung saja kita bahas.
Pemula
- Account coordinator (penghubung perusahaan dan klien)
- Koordinator media sosial
- Koordinator proyek
- Koordinator pemasaran
- Koordinator marketing event
- Spesialis marketing event
- Spesialis marketing
Karier di level ini biasanya diisi oleh para freshgraduate atau pun yang pengalaman kerjanya di bidang marketing belum banyak (0-2 tahun).
Pekerjaan hariannya beragam, tetapi biasanya mencakup riset pasar, layanan pelanggan, tugas administratif, hingga membuat laporan ke account executives, media planners, maupun client services managers.
Kalau kompetensinya sudah meningkat, biasanya mereka akan dilibatkan dalam proses kreatif, ikut mempresentasikan laporan ke klien potensial, hingga mengkoordinasi proyek atau event khusus.
Manajer
- Manajer periklanan
- Manajer humas
- Manajer promosi
- Manajer brand
- Manajer penjualan
- Manajer media sosial
- Manajer komunitas
- Manajer marketing produk
Setelah dari level pemula, jenjang berikutnya adalah manajer. Tugas manajer adalah menetapkan, menjaga, serta mengevaluasi strategi marketing yang dimiliki.
Selain itu, para manajer harus mampu menunjukkan kemampuan memimpin. Sehingga selain menuntaskan pekerjaan, ia pun harus mampu meningkatkan kompetensi bawahannya.
Direktur Pemasaran
- Direktur riset pemasaran
- Direktur periklanan
- Direktur media
- Direktur humas
- Direktur analisis marketing
Pekerjaan direktur di bidang marketing tugasnya berfokus pada strategi marketingnya secara langsung.
Ia menerima riset dan laporan dari manajer yang menampilkan detail tentang kondisi pasar, data pelanggan, dan aktivitas competitor.
Kemudian, ia akan menyesuaikan strateginya dengan temuan tersebut yang sejalan dengan tujuan bisnis agar penjualannya maksimal.
VP Pemasaran
- VP pengembangan brand
- VP digital marketing
Posisi VP membutuhkan kombinasi kepemimpinan, kemampuan teknis, serta keahlian dalam berbisnis. Biasanya ia menjadi juru bicara perusahaan sekaligus memantau seluruh divisi yang ada agar perusahaan semakin solid.
Chief Marketing Officer (CMO)
Posisi puncak dari karier marketing ini bekerja memimpin seluruh departemen pemasaran dan bertanggung jawab untuk kesuksesan ROI. Nantinya CMO akan melaporkan seluruh progres ke CEO.
Mindset marketing
Bagian ini mungkin tidak langsung berhubungan dengan bahasan di atas. Tapi, ini penting juga buat kamu yang mau menapaki karir di dunia marketing.
Sebagai marketer di jaman sekarang, kamu perlu memiliki mindset yang tepat soal marketing. Kamu tidak bisa lagi menganggap cara tradisional, seperti menyuapi calon pelanggan dengan iklan, sebagai sesuatu yang efektif.
Soalnya orang-orang sekarang lebih mandiri dalam melakukan riset produk sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Kadang saking banyaknya mengulik informasi, mereka jadi mikir-mikir lagi buat beli. Bukannya tambah teryakinkan, eh malah jadi ragu.
Makanya, tugas marketing sekarang adalah menjual dengan cara personal. Bukan lagi sekadar menyebutkan fitur-fitur produk. Namun, menjelaskan manfaat yang nantinya dapat diperoleh calon pelanggan.
Manfaat itu pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan solusi dari masalah yang dihadapi orang-orang. Tak lupa juga, sampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan segmentasi pasar.
Baca juga: Buyer Persona, Si Senjata Ampuh untuk Strategi Marketing
Lebih bagus lagi kalau marketer mampu berpikir fleksibel dan bisa beradaptasi dengan tren. Dengan begitu, pelanggan pun akhirnya merasa dekat. Lalu, potensial untuk menjadi pelanggan setia.
Butuh bukti? Sederet perusahaan ternama seperti Apple, Tesla, dan Samsung telah menunjukkannya.
Siap berkarier sebagai marketer?
Meskipun daftar di atas berisi sangat banyak jenjang karier di bidang marketing, pada praktiknya tidak semua perusahaan menerapkan semuanya. Hal itu kembali lagi pada kebijakan internal serta skala perusahaan.
Tapi tidak masalah, kok! Kalau ingin bekerja sebagai marketer, kamu bisa mulai mendalami beberapa keahlian marketing sekaligus. Sesuaikan keahlian itu dengan kemungkinan jobdesk yang ingin ditekuni.
Dengan begitu, kamu nantinya akan punya bekal yang cukup untuk bekerja optimal. Kamu juga bisa beradaptasi dengan cepat dan semakin berkembang di perusahaan.
Good luck!
Like