studi kasus walmart

Studi Kasus Walmart: Meningkatkan Penjualan dengan Bantuan Big Data

Walmart adalah salah satu perusahaan retail paling populer di dunia. Pada artikel studi kasus kali ini, kita akan membahas bagaimana Walmart bisa mencapai kesuksesannya.

ilustrasi toko walmart

Sebagian dari kamu mungkin ada yang baru mendengar tentang Walmart. Wajar, karena saat ini Walmart memang tidak mengembangkan sayapnya ke Indonesia. Dulu pernah sih di tahun 1996, tapi kemudian tutup di tahun 1998 karena terkendala krisis moneter.

Sebagai perusahaan retail terbesar, pendapatan yang diterima Walmart pun tidak main-main. Setiap harinya, mereka berhasil meraih sekitar $36 juta USD dari 4300 gerainya yang tersebar di seluruh Amerika Serikat. Luar biasa, bukan?

Angka tersebut tentu tidak diraih secara cuma-cuma. Ada banyak usaha yang telah mereka lakukan, salah satunya dengan memanfaatkan big data untuk pengembangan bisnisnya.

Nah, ingin tahu cara mereka mengelola dan memanfaatkan big data? Mari disimak sampai selesai!

Yuk Kenalan dengan Walmart!

Walmart adalah perusahaan retail multinasional yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan ini sudah berdiri cukup lama, yaitu sejak tahun 1962.

ilustrasi sejarah walmart pada artikel studi kasus walmart

Tapi, sejarah Walmart sebetulnya jauh lebih lama lagi. Bisnis ini bermula dari tahun 1945, ketika pendirinya, Sam Walton membeli sebuah cabang toko waralaba. 

Melalui bisnisnya, ia ingin fokus menjual barang-barang yang murah dengan volume penjualan yang tinggi. Bertahun-tahun kemudian, strateginya terbukti berhasil. Bahkan hingga saat ini Walmart masih setia dengan strategi EDLP (Every Day Low Price).

Singkat cerita, Walmart saat ini sudah berkembang begitu besar hingga jumlah konsumennya mencapai sekitar 245 juta orang! Mereka juga memiliki sekitar 10 ribu gerai yang tersebar di seluruh dunia.

Dengan peningkatan skala bisnis yang begitu pesat, tentu Walmart harus memutar otak agar kegiatan operasional bisnisnya menjadi lebih efisien. Dalam hal ini, solusi yang mereka pilih adalah memanfaatkan data.

Pada akhirnya, data tak hanya mampu meningkatkan efektivitas kegiatan operasional saja, tapi juga membantu memperbaiki pemasaran dan customer experience bisnis ini.

Lalu bagaimana cara Walmart memanfaatkan data yang mereka miliki? Mari kita lihat di bagian selanjutnya!

Bagaimana Cara Walmart Menggunakan Big Data?

Setiap jam, Walmart mengumpulkan 2,5 petabyte data mentah dari satu juta pembeli. Sebagai ilustrasi, jumlah data sebanyak ini setara dengan 20 juta rak dokumen yang ditumpuk. 

Nah, gimana caranya mereka mengelola data sebanyak ini? 

Jadi, pada tahun 2012, Walmart memutuskan untuk pindah dari 10 Hadoop cluster ke 250 Hadoop cluster.

ilustrasi walmart data center

Tapi sebentar.. Hadoop cluster itu apa sih?

Hadoop cluster adalah sekumpulan komputer (yang umumnya disebut nodes). Fungsi dari komputer-komputer ini adalah untuk menyimpan dan menganalisa data mentah. Intinya, semakin banyak Hadoop cluster yang dimiliki Walmart, semakin banyak data yang mereka olah.

Hasilnya? Mereka dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Mengakses data real-time dari konsumen. Data yang diambil pun berasal dari berbagai sumber.
  • Meningkatkan personalisasi data dengan memanfaatkan algoritma dan machine learning
  • Memanfaatkan data mining untuk menemukan pola penjualan di setiap periode.

Nah, salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan Walmart dalam memanfaatkan big data adalah kemampuan mereka untuk melakukan tracking pada setiap konsumennya.

Setiap harinya, Walmart memproses puluhan terabytes data baru dan data historis berukuran petabytes. Hal ini tentu menunjukkan seberapa luasnya ekosistem big data di Walmart.

Sehingga, Walmart dapat mengetahui secara detail tentang konsumen mereka. Mulai dari produk yang mereka beli, tempat tinggal mereka, hingga produk-produk yang mereka sukai di website.

Dengan begitu banyaknya data dan informasi yang mereka miliki, tentu ada banyak manfaat yang mereka dapatkan. Yuk kita bahas lebih lanjut!

Apa Manfaat yang Didapat Walmart dari Big Data?

Rasanya tak lengkap jika kita membahas studi kasus ini tanpa menjelaskan manfaat yang didapat oleh Walmart.

Sejak memanfaatkan big data, berikut adalah beberapa manfaat yang dirasakan oleh perusahaan ini:

  • Penjualan di platform online mengalami peningkatan mulai dari 10% hingga 15%.
  • Walmart dapat mengidentifikasi perubahan harga di pasar secara cepat. Jadi, ketika kompetitor mengurangi harga, Walmart akan langsung menawarkan kupon diskon ke konsumennya.
  • Tingkat pembelian (conversion rate) pada masing-masing konsumen meningkat.
  • Walmart bisa mengetahui hubungan antara penjualan produk dengan variabel tertentu. Contohnya, Walmart pernah melihat fenomena di mana penjualan pop-tarts (merk biskuit) mengalami peningkatan setiap sebelum terjadi badai di suatu wilayah.
  • Kerugian akibat masalah stok dapat dicegah berkat adanya pencatatan data inventori.
  • Algoritma big data Walmart dapat menganalisa pembelian yang dilakukan menggunakan kartu kredit. Sehingga, mereka bisa memberikan rekomendasi produk berdasarkan histori transaksi.

Itu baru sebagian. Bisa dibayangkan kan seberapa untungnya Walmart berkat adanya big data?

Baca juga: Big Data dan Perannya Membentuk LinkedIn yang Sekarang

Pelajaran Apa yang Bisa Diambil dari Studi Kasus Walmart?

Mungkin kamu berpikir bahwa big data hanya berguna untuk bisnis-bisnis berskala besar seperti Walmart. Apakah benar demikian?

Untungnya tidak. Bisnis berskala kecil pun bisa memanfaatkan big data kok. Contohnya, kamu bisa mengecek tren di industri cukup dengan mengecek data di Google Trends. Sehingga bisnismu akan lebih up-to-date.

Selain itu, kamu juga bisa mengetahui karakteristik pengunjung toko online-mu melalui data yang ada di Google Analytics. Bermodalkan data tersebut, kamu bisa membuat keputusan bisnis yang lebih jitu.

Nah, untuk bisa memanfaatkan big data dengan lebih baik lagi, tentu kamu harus belajar lebih dalam tentang ilmu data. Tak perlu mencari jauh-jauh, karena Bitlabs menyediakan kelas Data Science untuk pemula!

Di kelas ini, ada banyak hal yang akan kamu pelajari. Mulai dari cara membuat program pengolahan data hingga cara membuat visualisasi data. Tertarik? Yuk klik banner di bawah untuk kepoin kelasnya!

banner belajar data science di bitlabs

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

studi kasus linkedin

Big Data dan Perannya Membentuk LinkedIn yang Sekarang

kampus merdeka

Apa itu Kampus Merdeka? Simak Info Lengkapnya!