cara menjadi web developer

Apa itu Web Developer? Berikut Tugas dan Skill Lengkapnya!

Indonesia adalah pasar digital yang sangat potensial. Tak heran jika semakin banyak orang yang ingin membuat website dan jasa web developer semakin dibutuhkan. Tapi, sebenarnya profesi web developer itu apa sih?

Jangan khawatir, di artikel ini, kita akan melihat seluk beluk profesi web developer. Mulai dari jenisnya, skill yang perlu dipelajari, hingga potensi gajinya.

Yuk simak sampai selesai!

Pengertian Web Developer

Web developer adalah profesi yang bertanggung jawab untuk pembuatan dan pengelolaan website. Biasanya, sebuah website dibuat berdasarkan request klien atau web designer. Setelah itu, web developer membangun websitenya menggunakan coding atau website builder.

ilustrasi web developer

Itulah mengapa web developer wajib mempelajari bahasa pemrograman. Karena sebagian besar pekerjaan web developer akan bersinggungan dengan coding.

Seorang web developer juga harus teliti dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin timbul di dalam websitenya. Sama seperti arsitek yang mesti teliti saat merencanakan pembangunan sebuah bangunan.

Itu baru sebagian. Jadi, sebetulnya apa saja sih tugas web developer? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan singkat. Karena profesi web developer sendiri dibagi menjadi beberapa jenis.

Apa Saja Tugas Web Developer?

Ketika kamu masuk ke website lowongan pekerjaan, mungkin kamu sering melihat perusahaan yang membuka lowongan untuk front-end developer, back-end developer, dan full-stack developer.

Jadi, ketiga profesi tersebut merupakan cabang dari web developer. Walaupun berasal dari akar yang sama, tapi ketiganya punya karakteristik yang berbeda. 

Mari kita lihat satu per satu!

1. Front-End Developer

Tugas front-end developer adalah membangun tampilan website. Mereka harus mampu mengatur elemen visual website sebaik mungkin. 

Dengan begitu, tampilan website bisa enak dilihat dari berbagai perangkat. Baik itu desktop, mobile, ataupun resolusi layar lainnya.

Selain itu, seorang front-end developer juga harus memastikan bahwa halaman website nyaman saat dikunjungi. Tidak hanya secara visual, tapi juga secara fungsi.

Mereka harus mengecek apakah fitur-fitur di website itu bisa digunakan. Apakah navigasi websitenya sudah tepat? Dan apakah semua tombol berfungsi dengan baik? 

2. Back-End Developer

Jika front-end developer bertugas untuk membangun tampilan website, back-end developer justru sebaliknya. Mereka mengurus segala hal di “belakang layar” website.

Artinya, seorang back-end developer mesti memastikan bahwa websitenya mampu berjalan dengan lancar, baik dari sisi server maupun database. 

Mereka harus membangun program-program yang dapat menunjang jalannya website. Bahasa pemrograman yang mereka gunakan pun berbeda dari yang digunakan front-end developer.

3. Full-Stack Developer

Full-stack developer adalah gabungan dari front-end developer dan back-end developer. Jadi mereka tidak hanya membangun tampilan website, tapi juga mengurus sisi server dan databasenya.

Kedengarannya memang ribet. Tapi jangan salah, full-stack developer punya penghasilan yang lebih besar dibanding front-end dan back-end developer.

Itulah kenapa banyak juga web developer yang tertarik untuk mengejar jalur full-stack. Walaupun waktu yang dibutuhkan untuk menjadi full-stack developer memang lebih lama dibanding jenis web developer yang lain.

Bicara tentang gaji, sebetulnya seberapa besar sih gaji yang bisa didapat oleh web developer? Mari kita lihat di bagian selanjutnya!

Berapa Gaji Seorang Web Developer?

Gaji yang didapat web developer bisa bervariasi, tergantung jenis kontraknya (full time atau freelance), tipe pekerjaannya (front-end, back-end, atau full stack), dan juga kebijakan perusahaannya.

Nah, berdasarkan data dari Indeed. Rata-rata gaji untuk front-end developer dan back-end developer di Indonesia berada di kisaran Rp.7 juta ke atas.

Sedangkan full-stack developer memiliki rata-rata gaji yang lebih tinggi. Di Jakarta saja, gaji yang mereka dapat bisa lebih dari Rp.9 juta per bulan.

gaji full stack developer di jakarta

Tentunya kamu bisa mendapat jumlah gaji yang lebih tinggi seiring dengan bertambahnya pengalaman dan skill yang kamu punya.

Apa Saja Skill yang Perlu Dimiliki Web Developer?

Pasti sekarang kamu bertanya-tanya, kira-kira skill apa saja sih yang perlu kamu pelajari untuk menjadi seorang web developer? 

Nah, apapun jalur yang kamu pilih, kelima skill ini wajib kamu pelajari:

1. Bisa Menggunakan Bahasa Pemrograman

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, web developer wajib mempelajari bahasa pemrograman. Karena, banyak detail pekerjaan mereka yang berurusan dengan coding.

Akan tetapi, tiap jenis perlu menguasai bahasa pemrograman yang berbeda:

  • Front-end developer – HTML, CSS dan JavaScript. Ketiga bahasa pemrograman ini berfungsi untuk membangun dan mengatur tampilan website.
  • Back-end developerPython, PHP, dan SQL. Dengan mempelajari ketiganya, kamu akan paham cara mengelola server website beserta databasenya.
  • Full-stack developer – Semua bahasa pemrograman yang dipelajari front-end dan back-end developer.

Nah, setelah kamu menguasai bahasa pemrograman yang diperlukan, kamu tinggal belajar melakukan testing dan debugging.

ilustrasi coding

Baca juga: 11+ Bahasa Pemrograman Populer yang Perlu Kamu Tahu

2. Mampu Melakukan Testing dan Debugging

Testing adalah proses di mana kamu mengetes seluruh kode yang dibuat. Sedangkan  debugging adalah proses pencarian bug atau error yang ada di dalam kodenya.

Bila website diibaratkan mobil, testing sama seperti test drive. Jadi penggunanya bisa tahu apakah performa mobilnya sesuai ekspektasi atau tidak.

Sedangkan debugging sama seperti check-up mesin. Di mana pengguna dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang berpotensi muncul di mobilnya.

Kenapa kamu harus melatih proses testing dan debugging? Karena seiring dengan proses pengembangan website, kamu pasti menemukan kode-kode yang error atau performanya tidak sesuai dengan yang kamu harapkan.

Jika kamu sudah terbiasa melakukan testing dan debugging, kamu akan lebih mudah mengidentifikasi masalah di dalam kode. Sehingga work flow-nya bisa menjadi lebih efisien.

Salah satu alat testing dan debugging yang bisa kamu gunakan adalah Chrome DevTools.

chrome devtools

3. Paham Cara Menggunakan Git

Percayalah, dengan mempelajari Git, alur kerjamu akan lebih efisien. Kok bisa?

Karena, Git adalah software yang biasa digunakan programmer untuk merekam segala perubahan yang ada di suatu file – khususnya yang berisi kode.

Jadi, jika kamu melakukan kolaborasi dengan web developer lain, kamu bisa mengecek kode yang diubah dengan melihat histori perubahannya. 

Selain itu, kalau dalam proses testing dan debugging kamu menemukan ada kode yang salah, kamu tinggal kembali ke versi kode yang belum mengalami error. Mudah sekali, bukan?

Lalu, di manakah kamu bisa menggunakan Git? Salah satu repository Git terbaik yang bisa kamu coba adalah GitHub

banner github

4. Bisa Menggunakan Library dan Framework

Selain Git, alat lain yang dapat membantu membuat proses coding menjadi lebih efisien adalah library dan framework.

Dengan kedua hal tersebut, kamu tidak perlu capek-capek menulis kode secara manual satu per satu. 

Jadi, Library berisi potongan kode yang bisa kamu pasang dengan mudah. Sedangkan Framework adalah sekumpulan kode yang dapat mempermudah proses pengembangan program.

Sekilas keduanya mungkin terlihat sama. Tapi, sebetulnya fungsinya cukup berbeda. Framework bisa diibaratkan seperti kerangka rumah. Sedangkan Library adalah isi rumahnya,

Berikut adalah beberapa contoh Library dan Framework yang populer:

LibraryFramework
– React
– jQuery
– Google Charts
– Bootstrap
– Vue
– Node.js
– Ember
– Angular

5. Menguasai Skill SEO

Mungkin kamu sudah pernah mendengar SEO (Search Engine Optimization) sebelumnya. Jadi sebetulnya SEO itu apa sih?

SEO adalah cara mengoptimasi suatu website agar lebih mudah muncul di halaman pertama pencarian Google. Sehingga, websitenya bisa mendapat lebih banyak pengunjung.

Lho, bukankah mencari pengunjung website merupakan tugas digital marketer? Kenapa kamu mesti memikirkannya juga?

Jangan salah, web developer juga dapat menentukan apakah websitenya ramah SEO atau tidak. Contohnya, heading tag dan meta tag yang berada di struktur HTML dapat membantu websitenya lebih mudah ditemukan di Google.

Tapi, apakah kamu harus menjadi pakar SEO? Tidak juga. Namun dengan memahami dasar-dasar SEO, kemungkinan websitenya untuk sukses menjadi lebih besar.

Jika kamu tertarik untuk belajar SEO, kamu bisa mengecek artikel ini.

Bagaimana Cara Menjadi Web Developer?

Oke,  jadi bagaimana sih cara menjadi web developer? Yuk ikuti langkah-langkah berikut:

1. Pilih Bidang yang Kamu Minati

Tentukan apakah kamu ingin menjadi front-end, back-end, atau full-stack developer. Pilihlah bidang pengembangan web yang sesuai dengan minat dan tujuanmu. 

Selain front-end dan back-end, kamu juga bisa memilih jalur pengembangan aplikasi web. Intinya, kamu perlu memahami minatmu agar bisa fokus pada aspek tertentu dan membangun keahlian di sana.

2. Pelajari Skill-Skill yang Dibutuhkan

Mulailah dengan mempelajari bahasa pemrograman, lalu lanjutkan dengan skill-skill tambahan seperti Git, testing, dan debugging. Skill ini akan bervariasi tergantung pada apakah Anda lebih tertarik pada front-end, back-end, atau keduanya. 

Contoh skill yang umumnya diperlukan untuk seorang web developer meliputi bahasa pemrograman (seperti HTML, CSS, dan JavaScript), pemahaman dasar tentang database, dan pengetahuan tentang web development tools seperti Visual Studio Code.

3. Mulai Bangun Portfolio

Setelah mempelajari seluruh skill yang dibutuhkan, kamu bisa mempraktikkan skillmu melalui project-project kecil sekaligus membangun portfolio, yaitu kumpulan proyek yang pernah kamu kerjakan dan mampu menunjukkan kemampuanmu sebagai seorang web developer. 

Tidak perlu muluk-muluk, mulailah dari proyek-proyek kecil atau pribadi terlebih dahulu, seperti website pribadi atau proyek open source. Lalu, tambahkan proyek-proyek tersebut ke portofoliomu. Pastikan untuk mendokumentasikannya dengan baik dan menambahkan deskripsi singkat tentang peranmu di setiap proyek.

4. Gabung dengan Komunitas Web Developer

Langkah ini memang tidak wajib, tapi dengan bergabung ke komunitas, kamu bisa mendapat wawasan berharga dari web developer yang lebih berpengalaman.

Kamu bisa mencoba bergabung dengan forum diskusi, grup Facebook, komunitas GitHub, atau menghadiri pertemuan lokal untuk bertukar pengalaman dan belajar dari sesama developer. Komunitas juga dapat memberikan kesempatan networking yang berharga.

5. Belajar dari Website Lain

Terus pelajari best practice dalam mengembangkan website dengan mempelajari website-website yang berkualitas.

Baca juga: Contoh Website Bagus

Belajar lewat internet adalah salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan keterampilanmu sebagai web developer. Kamu bisa mengakses tutorial, kursus online, dan blog yang tersedia di luar sana untuk mengasah skillmu.

Sudah Siap Menjadi Web Developer?

Bagaimana? Pekerjaan menjadi web developer sangat menggiurkan, bukan?

Tentunya kamu sudah tahu langkah-langkah untuk menjadi web developer, dan semuanya dimulai dari belajar. Di Bitlabs, melalui program software engineering bootcamp, kamu akan diajari dari pemula sampai akhirnya #SiapKerja di bidang tech.

Bagaimana, siap untuk memperoleh dobel digit pertamamu? Yuk, daftar bootcamp dengan meng-klik tombol di bawah!

CTA Full-stack Web Developer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Apa Itu AI? Mengenal Artificial Intelligence Lebih Dalam

mau jadi full stack developer kuasai 5 skill ini

Apa itu Full Stack Developer? Ini Tugas dan Skillnya!